JAKARTA – Meilisa Dwi Ervinda mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga (UNAIR) sukses terpilih sebagai delegasi dalam Simposium Internasional XIV Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia. Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Kemdikbudristek, Jakarta pada Senin-Jumat (22-26/8/2022).
Simposium tersebut merupakan salah satu rangkaian acara dari peringatan 100 tahun organisasi PPI Dunia. Adapun tema yang diusung dalam kegiatan tersebut yaitu Peran Pelajar Indonesia Pasca Covid-19 untuk Kebangkitan Indonesia dan Pembangunan Bangsa.
Meilisa menyampaikan bahwa keikutsertaannya dalam simposium tersebut karena ia merupakan Duta Festival Luar Negeri (FELARI) PPI Dunia pada tahun 2021/2022.
“Festival Luar Negeri (FELARI) ini salah satu direktorat PPI Dunia. Kemarin waktu awarding penutupan duta, kami dapat undangan secara langsung dari koordinator PPI Dunia untuk datang ke simposium internasional di Jakarta, ” ujarnya.
Kemudian, perempuan yang akrab disapa Mei itu menerangkan kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa menteri Indonesia, di antaranya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, Menteri Agama H Yaqut Cholil Qournas, Menkopolhukam Mahfud MD, Menparekraf Sandiaga Uno, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Dalam simposium tersebut, kelimanya sama-sama menekankan pada isu pemulihan Indonesia setelah masa pandemi. Salah satunya bidang ekonomi kreatif untuk membangkitkan perekonomian di Indonesia.
Lebih lanjut, Mei berkata bahwa dirinya banyak mendapat banyak keuntungan dengan mengikuti kegiatan tersebut. Tidak hanya relasi dengan mahasiwa Indonesia ataupun asing, ia juga mendapat banyak informasi mengenai beasiswa kuliah di luar negeri.
“Dan yang paling penting adalah mendapatkan motivasi. Misal, nih, nantinya mau kuliah di luar negeri itu kita gak kosongan karena kita udah tahu apa yang harus disiapkan, ” ucapnya.
Baca juga:
UB dan Densus 88 Deklarasi Anti Radikalisme
|
Terakhir, ia berpesan kepada mahasiswa agar giat mencari informasi mengenai perlombaan, konferensi, dan beragam kegiatan lainnya yang selaras dengan tujuan mereka. Selain itu, keberanian untuk mencoba juga menjadi modal utama yang harus dimiliki. “Gagal karena mencoba lebih baik dari pada tidak mencoba sama sekali, ” tukasnya. (*)
Penulis: Rafli Noer Khairam
Editor: Binti Q. Masruroh