SUMENEP - "International Day of the Conservation of the Mangrove Ecosystem, " atau “Hari Internasional Konservasi Ekosistem Mangrove” merupakan tema besar yang diangkat oleh UNESCO pada hari mangrove sedunia tahun 2022. Peringatan yang rutin dilakukan padaa tanggal 26 Juli sejak ditetapkan tahun 2015 ini bertujuan untuk mangrove dalam mendukung keanekaragaman hayati yang kaya dan menyediakan habitat pembibitan yang berharga bagi ikan dan krustasea dan bertindak sebagai bentuk pertahanan pantai alami terhadap gelombang badai, tsunami, naiknya permukaan laut dan erosi. Tanah mereka adalah penyerap karbon yang sangat efektif, menyerap sejumlah besar karbon.
Berdasarkan tujuan tersebut, kesadaran tentang pentingnya ekosistem mangrove harus terus digaungkan hingga level terkecil di masyarakat. Hal inilah yang menjadi latar belakang Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Reng Paseser bersama mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Insitut Pertanian Bogor (IPB), yang juga melibatkan segenap komponen masyarakat melaksanakan aksi kampanye konservasi mangrove.
Aksi yang dilaksanakan pada Selasa 26 Juli 2022 di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengambil tema “konservasi mangrove untuk kesejahteraan masyarakat: dari lokal untuk global.” Dari tema tersebut diharapkan Kabupaten Sumenep juga bisa ikut berkontribusi dalam konservasi mangrove untuk dunia–Mangrove Sumenep untuk Dunia.
“Kita sebagai warga pesisir hendaknya lebih paham akan pentingnya mangrove terhadap lingkungan pesisir, dengan melakukan hal kecil ini kita bisa memberikan dampak positif” harap Maskur Riyanto, Ketua Pokmaswas Reng Paseser.
Fadel Abu Aufa, sekretaris dan ahli mangrove Pokmaswas Reng Passer menambahkan bahwa “kita sebagai manusia harus senantiasa menjaga keseimbangan alam, salah satunya dengan cara menjaga kelestarian lingkungan pesisir dengan menanam dan merawat mangrove kita.” Henricus R. O. Tarigan, koordinator tim mahasiswa (mahasiswa Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan–FPIK IPB) menyampaikan bahwa “Ilmu yang didapatkan selama berkuliah tidak akan berguna apabila tidak diamalkan, dan kami yakin sekecil apapun lanagkahnya akan memberikan dampak yang besar bagi untuk lingkungan dan masyarakat.”
Baca juga:
UB dan Densus 88 Deklarasi Anti Radikalisme
|
Persiapan pembibitan mangrove menggunakan hormon auksin dan eco-polybag.
Adapun rangkaian acara pada aksi kampanye ini, meliputi 1) aksi bersih sampah plastik di ekosistem mangrove, 2) penanaman mangrove, dan yang juga penting adalah 3) peluncuruan program uji coba pembibitan mangrove menggunakan hormon auksin dan eco-polybag. “Kami berharap nantinya Desa Tanjung bisa menjadi pusat pendidikan rehabilitasi mangrove di Madura”, ucap Fery Kurniawan (dosen FPIK dan peneliti senior PKSPL IPB), sebagai ketua tim program dosen pulang kampung IPB University, yang disampaikan melalui pesan singkatnya. “Adanya rumah bibit mangrove dan pelibatan masyarakat akan menjamin program rehabilitasi yang berkelanjutan, dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs 14), ” tambahnya.
Momentum hari mangrove sedunia diharapkan akan menjadi awal aksi-aksi konservasi mangrove berikutnya. Tidak hanya di Desa Tanjung, tetapi seluruh wilayah di Sumenep dan Madura.
"Mari selamatkan mangrove. Satukan hati untuk mangrove yang lestari, " pungkasnya. (*/Jon)